Kamis, 13 Juni 2013

Khutbah : Jangan Menjadi Orang yang Bangkrut

DOA PEMBUKA KHUTBAH



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا


وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ


إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا 


زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ 

وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ 


وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله 


عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ 


مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ





















Daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tahukah kamu siapakah orang yang muflis itu?” Sahabat menjawab: “Orang yang muflis di kalangan kami ialah seseorang yang tidak memiliki dirham (wang) dan juga tidak memiliki harta.” Lalu Nabi s.a.w. bersabda:”Sebenarnya orang yang muflis dari kalangan umatku ialah seseorang yang datang pada hari qiamat dengan membawa pahala sembahyang, puasa dan zakat, tetapi (dahulunya sewaktu di dunia) ia pernah mencaci maki si fulan, menuduh si fulan, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, dan pernah memukul si fulan. Maka akan diberikan kepada orang yang teraniaya itu daripada pahala kebaikan orang tadi dan begitu pula seterusnya terhadap orang lain yang pernah teraniaya , ia akan diberikan pula daripada pahala kebaikan orang tadi, sehingga apabila telah habis pahalanya sedangkan bebanan dosa penganiayaannya belum lagi dijelaskan (belum dapat dibayar semua), maka akan diambil daripada kesalahan orang yang teraniaya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, maka selanjutnya orang itu akan dicampakkan ke dalam api neraka (Hadits Riwayat Muslim)

Dari HR Muslim tentang orang yang bangkrut atau muflis tersebut, terdapat beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil bersama.
Pertama, orang muflis atau orang yang bangkrut bukan sekedar orang yang selalu merugi dalam kegiatan usahanya tetapi di hadapan Allah (di kemudian hari) adalah orang yang melakukan berbagai perintah-Nya, seperti shalat, puasa, zakat, dan lain-lain, tetapi sangat buruk perilakunya kepada sesama manusia; pekerjaannya mudah menuduh orang lain, suka memfitnah. Ia pun suka mencerca atau mencaci maki dan menjelek-jelekkan orang lain, memakan harta orang lain/mengambil harta yang bathil.  
Ia bahkan juga mengalirkan darah orang lain tanpa sebab apapun/seperti melukai dan membunuh.  Pahala kebaikan dari orang tersebut (shalat, puasa, zakat, dan lain-lain), akan diberikan kepada orang-orang yang didzaliminya dalam kehidupan di dunia. Sehingga pahala dari orang tersebut menjadi habis, tak bersisa.  Jika pahalanya habis dan masih tdapat dosa kepada sesama manusia (yang tidak sempat dimanfaatkan) maka orang itu akan dilemparkan ke dalam neraka.  Naudzubillah min dzalik. Semoga kita terhindar dari kondisi seperti itu.
Kedua, sebagai orang beriman tugas kita berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya seoptimal mungkin. Orang beriman juga harus memberikan kebaikan kepada sesama, menebarkan sebanyak-banyaknya manfaat. Jangan melakukan perbuatan dzalim pada orang lain, apalagi tidak sempat meminta dan mendapatkan maaf dari yang bersangkutan. Karena itu orang-orang yang beriman harus berusaha menjauhkan sifat-sifat buruk dalam kaitan dengan sesama. Seperti menghina, mencaci maki, memfitnah, dan lain sebagainya.
Perhatikan firman-Nya dalam QS. Al-Hujurat [49]: 10-12.  Betapa pentingnya menjaga hubungan dgn sesama ini, sehingga berbuat baik pada sesama, dianggap sebagai bagian dari iman kepada Allah dan Hari Akhir.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari).

DOA PENUTUP KHUTBAH




للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ 

وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ 

مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
 

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ 

مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
 

 رَبَّنا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَْيتَنا ، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمة ، إِنّكَ أنتَ الوَّهابُ
 

 رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
 

َاللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ وَالأَبْصَارِ ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ.
 

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar